Kuliner

Serabi Solo, Nasib Warisan Nenek Moyang di Tengah Pandemi Covid-19

Solo – Serabi Solo merupakan makanan tradisional yang harus dicicipi jika anda sedang berlibur atau berkunjung ke kota Solo.

Serabi Solo sudah ada sejak dahulu, begitu juga dengan resep yang dimiliki oleh setiap penjual. 

Pada masa pandemi covid-19, melumpuhkan segala aktivitas.

Salah satu imbasnya dirasakan oleh pedagang serabi solo.

Masa pandemi, pengunjung dari luar kota yang berlibur ke Solo berkurang, hal ini mempengaruhi tingkat penjualan. 

Seperti yang dialami oleh Suharti, penjual serabi solo yang memulai dagangannya sejak tahun 1985.

Ia mengikuti jejak orang tuanya sebagai pedagang serabi sejak ia kecil.

Pada masa pandemi ia mengeluh penjualan per hari menurun. “kalau sebelum ada corona, penjualan sehari bisa dapat uang sekitar Rp500,00, kalau ini adanya corona paling dapat Rp200ribuan” ujar Suharti, dalam keterangannya (30/9/2021).

Kini Suharti berjualan di Jl. Slamet Riyadi No.110 di depan Optik Atlas.

Biasanya ia memulai menggelar dagangannya pukul 10.00 WIB dan tutup pada pukul 20.00 WIB.

Kemudian pada tahun 2020, ia juga mendapatkan bantuan dari pemerintah kota Solo berupa gerobak.

“Alhamdulillah tahun kemarin mendapatkan gerobak ini dari pemerintah kota Solo, kalau tadinya saya pakai gerobak dari kayu capek dan berat sekarang lebih ringan,” ujar suharti.

Suharti berharap semoga keadaan kembali pulih seperti semula agar penjualannya bisa stabil dan pendapatan yang masuk dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.

(Visited 85 times, 1 visits today)

Join The Discussion