Esai

Kuliah di Situasi Pandemi, Mental Aman Ngga Nih?

Kesehatan mental adalah cara untuk menggambarkan kesejahteraan sosial dan emosional. Anak-anak dan remaja membutuhkan kesehatan mental yang baik untuk berkembang dengan cara yang sehat, membangun hubungan sosial yang kuat, beradaptasi dengan perubahan, dan menghadapi tantangan hidup. Kehadiran pandemi ini secara tidak langsung mengubah cara manusia dalam berinteraksi secara horizontal, ketatnya physical distancing yang diterapkan, membuat orang-orang menjadi sangat bergantung pada media, khususnya media sosial, untuk mendapatkan informasi teraktual mengenai pandemi dan menjaga konektivitasnya dengan orang-orang kerabat, kolega maupun keluarga.

Sejumlah riset kesehatan mental Covid-19 menemukan pikiran negatif dan pengalaman buruk berkaitan dengan isolasi dalam jangka waktu lama. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial sehingga membutuhkan sosialisasi. Perasaan sendiri atau terisolasi bisa menambah tekanan mental pasien. Bukan hanya pasien positif Covid-19, masyarakat pada umumnya juga menghadapi ancaman kesehatan mental karena adanya pembatasan sosial yang bertujuan menekan angka penularan virus corona. Situasi yang serba membatasi gerak sehari-hari dapat menimbulkan perasaan tertekan atau stres. Awalnya, orang akan merasa bosan ketika harus banyak berdiam diri di rumah. Lama-kelamaan, kebosanan itu bisa berkembang menjadi depresi dan gangguan kecemasan. Terlebih bila ada pemicu seperti terkena pemutusan hubungan kerja atau usahanya terkena dampak pandemi. Untuk itu, pemerintah memiliki gugus tugas kesehatan mental Covid-19 yang bertugas membantu masyarakat yang rentan atau telah mengalami gangguan mental selama pandemi.

Banyak sekali penyebab kesehatan mental yang rentan, baik dari faktor internal maupun     eksternal.     Tercatat     beberapa     masalah     kesehatan      mental  seperti skizofreniadan dissociative personality disorder (DID) terjadi selain karena akibat masalah eksternal, juga terjadi karena ada kelainan pada otak seseorang. Penyebab eksternal juga tidak kalah penting. Contoh penyebab eksternal yang bisa mempengaruhi adalah lingkungan yang tidak bahagia di rumah maupun dalam lingkungan pertemanan. Kerap kali, gejala gangguan mental muncul tanpa disadari oleh penderita maupun lingkungan sekitarnya. Gejala gangguan kesehatan mental tak hanya cukup diamati secara kasat mata. Jika tidak segera mendapat penanganan yang tepat, maka akan berakibat fatal pada kondisi psikologis seseorang.

Gejala awal dari gangguan pada kesehatan mental berupa:

  • Makan atau tidur terlalu sedikit atau banyak
  • Menarik diri dari orang lain dan aktivitas umum
  • Tidak berenergi atau hanya memiliki sedikit energi
  • Merasa mati rasa atau tidak ada yang berarti
  • Mengalami nyeri yang tidak dapat dijelaskan
  • Merasa tak berdaya atau putus asa
  • Merokok, minum alkohol lebih dari biasanya atau bahkan menggunakan narkoba
  • Merasa bingung, pelupa, marah, cemas, dan takut yang tidak biasa
  • Berteriak atau bertengkar dengan keluarga dan teman
  • Mengalami perubahan mood (mood swing) yang parah sehingga menyebabkan masalah pada hubungan dengan orang lain
  • Memiliki pemikiran dan kenangan yang persisten dan tidak bisa dikeluarkan dari kepala

Mencegah terjadi gangguan mental dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan mental yang positif, seperti:

  • Tetap berhubungan dengan orang lain
  • Terus berpikir positif
  • Tetap aktif secara fisik
  • Membantu orang lain
  • Cukup tidur atau istirahat
  • Memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah
  • Mencari bantuan profesional jika diperlukan

Penanganan terhadap orang yang mengalami gangguan pada kesehatan mental tergantung dari tipe gangguan itu sendiri. Namun, pada dasarnya pengobatan yang dapat dilakukan meliputi obat-obatan dan psikoterapi. Pengobatan kasus gangguan mental yang berat juga mencakup beberapa ahli seperti dokter ahli kejiwaan, dokter umum, anggota keluarga, dan lain-lain.

Obat-obatan yang dapat digunakan seperti antidepresan, antiansietas atau anticemas, menstabilkan mood, dan antipsikotik. Psikoterapi disebut juga terapi bicara yang meliputi kondisi penderita dan isu terkait kepada dokter ahli jiwa. Terdapat banyak tipe dari psikoterapi. Pengobatan biasanya dapat berlangsung beberapa bulan hingga lebih lama. Psikoterapi dapat hanya bersama penderita atau anggota keluarga.

Pengobatan lain meliputi:

  • Jalankan terapi sesuai dengan yang disarankan dan tidak melewatkan satu sesi pun, meski Anda sudah merasa lebih baik.
  • Hindari konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, yang dapat menghalangi pengobatan.
  • Tetap aktif, seperti berolahraga, berkebun, atau aktivitas fisik lainnya yang menyenangkan,  dapat  membantu  mengatasi  gejala dan  merupakan  salah satu gaya hidup penderita depresi, stres, dan gangguan kecemasan, yang perlu dilakukan.
  • Praktikkan gaya hidup sehat, seperti menerapkan pola makan untuk kesehatan mental, istirahat dan tidur yang cukup, serta  aktivitas  fisik  yang  teratur  untuk menjaga kesehatan mental Anda.
  • Jangan membuat keputusan penting saat gejala Anda sedang parah, karena Anda sedang tidak bisa berpikir jernih.
  • Belajar bersikap positif dan fokus pada hal-hal positif yang membuat hidup Anda lebih baik.
  • Bergabung dengan support group yang memiliki kondisi mental serupa, untuk dapat membantu Anda mengatasi masalah yang sama.
  • Cobalah utuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan berkumpul dengan keluarga atau teman secara teratur.
Penulis: Ratih Muliastry Pratiwi
(Visited 184 times, 1 visits today)

Join The Discussion