Bahasa

Lebih Peka pada Ujaran Tersirat (Ilmu Pragmatik)

Narasi Budaya – Perkuliahan Pragmatik bersama salah satu dosen Pendidikan Bahasa Indonesia, Bapak Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum. atau yang kita kenal sebagai Ratulisa. Lewat konten YouTube nya yakni M Rohmadi Ratulisa, beliau membagikan ilmu-ilmu bahasa khususnya pada cabang linguistik. Nama Ratulisa sangat tepat untuk dipakai karena memiliki daya tarik tersendiri, tidak tanpa alasan Ratulisa merupakan kepanjangan dari Rajin Menulis dan Membaca yang digagas oleh beliau langsung.

Beliau menggunakan media video YouTube buatannya sendiri untuk menjelaskan dan berbagi ilmu untuk seluruh kalangan yang membutuhkan, khususnya bagi anak didiknya. Walaupun di setiap video nya terlihat sederhana, tidak ada editing ataupun riasan lain di video nya hal ini sering kami sebut no cut no edit. Di setiap konten YouTube nya beliau banyak membagikan video dari berbagai latar tempat, seperti di dalam kereta api, di bandara, berbincang dengan tukang sate, dan masih banyak lagi. Hal tersebut beliau lakukan untuk memberikan contoh nyata dalam praktik linguistik.

Lebih menyukai komunikasi secara lisan atau tulisan?

Dalam kehidupan sehari-hari kita berkomunikasi secara lisan dan wacana tulis. Untuk sebagian orang lebih menyukai komunikasi secara lisan, karena lebih komunikatif dan ekspresif. Namur tidak jarang, apakah tuturan tersebut tersampaikan secara tersurat atau tersirat?

Salah satu konten YouTube M Rohmadi Ratulisa pada judul praanggapan dan implikatur dalam pragmatik, beliau memberi contoh nyata apa itu praanggapan dan implikatur dalam pragmatik. Contohnya ada seorang anak kecil yang berkata pada bapaknya

Bapak, permen yang dimakan anak itu terlihat enak!

Kalimat yang dikatakan anak itu tidak hanya semata-mata mengatakan bahwa permen yang dilihatnya terlihat menggiurkan. Ada makna tersirat dari kalimat tersebut, anak tersebut menginginkan permen yang terlihat enak itu dan bapak harus mau membelikannya permen.

Di komunikasi sehari-hari tanpa kita sadari banyak pembelajaran yang dapat kita ambil, dari contoh kalimat yang biasa kita utarakan baik tersurat maupun tersirat. Maka dari itu pentingnya untuk memperharikan teks, koteks, dan konteks agar komunikasi antara penutur dan mitra tutur berjalan sesuai tujuan yang diinginkan.

Menulislah untuk membaca dan membacalah untuk menulis– M Rohmadi Ratulisa.

(Visited 18 times, 1 visits today)

Join The Discussion