Article

Kajian Strukturalisme pada Puisi “Ibu” Karya Kahlil Gibran

Narasi Budaya – Karya sastra adalah suatu karya yang di dalamnya terdapat unsur-unsur seni. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa yang berisi maksud tertentu dan dihiasi denngan keindahan, sehingga dapat menarik perhatian orang lain untuk menikmatinya. Hingga kini, karya sastra menjadi bagian yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Bukan lagi sederhana, untuk memahami karya sastra perlu adanya adanya analisis dan kajian untuk karya sastra-karya sastra yang kompleks. Karya sastra imajinatif biasanya menojolkan sifat khayalan, memenuhi syaratsyarat estetika seni, dan menggunakan bahasa kiasan atau konotatif. Salah satu bentuk karya imajinatif adalah puisi. Luxemburg (1992) menyatakan bahwa puisi adalah ciptaan kreatif sebuah karya seni. Sementara itu, pendapat yang lain menyatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur lainnya (Waluyo, 1995). Adapun Pradopo (2009) mengatakan bahwa puisi merupakan karya estetis yang bermakna, yang mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna. Puisi selain mempunyai pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang, puisi juga disusun menggunakan bahasa yang khas maupun penempatan antar kata yang disusun sedemikian rupa.

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pengkajian puisi, salah satunya adalah pendekatan strukturalisme. Menurut pendekatan ini, struktur merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi dan saling berhubungan sehingga dapat membentuk suatu bangunan yang utuh. Analisis strukturalisme puisi dapat dilakukan dengan menjabarkan atau menganalisis unsur-unsur internalnya, yaitu tema, emosi, diksi, amanat, dan hubungan antarunsur. Pada artikel ini, penulis mengkaji puisi milik Kahlil Gibran yang berjudul Ibu. Hal ini karena dalam puisi tersebut mengandung isi yang mendalam tentang peran, cinta, kasih, dan sayang seorang ibu. Dalam puisi ini memberikan pesan yang luar biasa pada pembaca sehingga menarik untuk dikaji lebih lanjut mengenai struktur fisik dan struktur batin puisi tersebut. Berikut puisi “Ibu” karya Kahlil Gibran.

  1. Diksi

Diksi berarti pemilihan kata untuk mengungkapkan gagasan sehingga menghasilkan puisi yang indah. Ada beberapa diksi menarik yang digunakan penulis dalam puisi ini, antara lain sebagai berikut.

  1. Dilantunkan

Pada kalimat: Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir-bibir manusia

  • Memancar

Pada kalimat: Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.

  • Rengsa

Pada kalimat: Ibu adalah penegas kita dikala lara, impian kita dalam rengsa, rujukan kita di masa nista

  • Majas

Majas atau gaya bahasa berarti melukiskan atau menyampaikan makna konotasi atau bukan makna sebenarnya.

  1. Majas hiperbola

Gaya bahasa yang terkesan melebih-lebihkan sesuatu dan bahkan hampir tidak masuk akal

Contohnya dalam kalimat berikut:

  1. Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir-bibir manusia.

Kata tersejuk dalam baris tersebut merupakan majas hiperbola. Menurut KBBI kata sejuk merupakan kata sifat yang digunakan untuk menggambarkan suasana alam atau udara yang terasa dingin.

  • Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud

Kata abadi dalam kalimat tersebut bermakna sesuatu yang tidak akan pernah hilang sampai kapapun, sedangkan tidak ada keabadian selain Tuhan Yang Maha Esa. Kata keabadian dalam kalimat ini menjelaskan bahwa kasih sayang seorang ibu tidak akan hilang meskipun dipisahkan oleh kematian.

  • Majas metafora

Majas yang menggunakan objek yang memiliki sifat yang sama dengan sesuatu atau pesan yang ingin disampaikan.

Misalnya dalam kalimat berikut.

Siapapun yang kehilangan ibunya, ia akan kehilangan dada sebagai pangkuannya, tangan yang memberkatinya, dan mata yang melindunginya.

Kalimat tersebut menjelaskan bahwa ketika seseorang kehilangan ibunya, maka seolah-olah ia akan kehilangan sehelai jiwanya. Jiwa dalam kalimat ini diartikan sebagai orang yang utama dan menjadi sumber semangat.

  • Majas personifikasi

Majas personifikasi merupakan gaya bahasa yang menggambarkan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia padanya sehingga seola-olah benda tersebut hidup. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.

  1. Kata “ibu” tersembunyi di hati kita, sama seperti nukleus bersembunyi di jantung bumi
  2. Segala sesuatu yang ada di alam semesta, selalu berbincang dalam bahasa ibu
  3. Matahari adalah ibu bagi bumi yang menyusuinya melalui panasnya dan memeluknya dengan cahayanya
  4. Matahari tak akan pernah menginggalkan bumi, sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak diiringi tembang beburungan dan sesuangaian
  5. Pohon dan bunga, pada gilirannya, menjadi ibu yang penuh kasih sayang untuk memelihara bebuahan dan bebijian.
  6. Tipografi

Tipografi merupakan puisi yang memiliki bentuk unik dan memiliki makna tersendiri yang ingin penyair sampaikan. Fungsi utama dari tipografi adalah membuat teks berguna dan mudah digunakan. Tipografi berbicara tentang kemudahan dalam membaca teks (readibility) dan kemudahan dalam mengenali setiap huruf dan kata (legibility). Tipografi menghidupkan teks dalam sebuah tulisan, membuat lebih menarik sehingga pembaca penasaran dan ingin membaca keseluruhan teks. Pada puisi di atas terdapat tipografi dengan huruf kapital di setiap awal kalimat.

  • Rima

Rima merupakan rangkaian kata yang terdapat di setiap baris dalam puisi. Di dalam puisi sering terjadi pengulangan kata dan pengulangan bunyi tertentu untuk membangun kesatuan makna dan keindahan. Selain itu, rima merupakan kesesuaian bunyi antar kalimat. Pada puisi ini, bentuk rima yang digunakan adalah rima terbuka, yaitu kata atau baris suka kata terakhir yang berupa huruf vokal. Apabila dililhat dari huruf akhir pada setiap baris, maka puisi ini tidak hanya menggunakan rima terbuka melainkan juga menggunakan rima tertutup, yaitu kata atau baris suka kata terakhir yang berupa huruf konsonan. Rima terbuka dalam puisi ini ditandai dengan huruf akhir berupa huruf a, u, dan i. Rima tertutup ditandai dengan huruf h, g, n, dan d. Berdasarkan letaknya, rima yang digunakan adalah jenis rima awal, yaitu pengulangan beberapa kata di awal baris.

  • Imaji atau Imagery

Imagery adalah deskripsi visual dengan menggunakkan panca indera saat kalian menulis puisi. Dengan begitu, pembaca dapat merasakan suasana dan kesan yang nyata. Imagery sendiri terbagi menjadi enam jenis yaitu penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan, dan gerak. Contohnya dalam kalimat berikut.

a. Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir-bibir manusia. (pendengaran)

b. Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa (pengelihatan)

c. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya (pengecapan)

d. Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah. (pendengaran)

Editor: Muhammad Aditya Wisnu Wardana

(Visited 31 times, 1 visits today)

Join The Discussion