Esai

HADUHH… KETIDAKLOGISAN BAHASA MALAH MENJADI KEBIASAAN

Seringkah kita mendengar seorang pembawa acara mengucapkan kalimat “menginjak acara selanjutnya…” atau “waktu dan tempat kami silakan” yang membuat pertanyaan bagi saya, memangnya kenapa acaranya diinjak? Apakah waktu dan tempat bisa disilakan? Menurut kalian apakah penggunaan ungkapan tersebut tepat atau tidak logis?

Kalian pasti menyadari sering sekali acara formal menggunakan sebuah ungkapan yang tidak logis, sehingga membuat keanehan sendiri. Pernah suatu saat saya mengikuti acara formal, tiba-tiba ada hal yang mengganjal telinga saat MC mengucapkan “waktu dan tempat kami persilakan”, lah…kenapa tidak orangnya yang dipersilakan, tapi malah waktu dan tempatnya? Maka dari hal tersebut saya semakin tertarik untuk mencari informasi tentang ketidaklogisan kalimat tersebut.

Tidak sekali saja ungkapan tersebut saya dengarkan. Namun, setiap acara pasti menggunakan susunan kalimat tersebut hingga membuat saya menjadi bingung, apakah kalimat tersebut logis atau tidak?

Kata persilakan sendiri merupakan kata kerja yang dilakukan oleh kami. Nah, yang aneh itu pembawa acara sering sekali menggunakan ungkapan tersebut. Sasaran yang dipersilakan oleh pembawa acara bukan orangnya, melainkan waktu dan tempat.

Sudah jelas bahwa kalimat “waktu dan tempat kami persilakan” tidak logis untuk digunakan apalagi kalimat “menginjak acara berikutnya”

Maka, dalam menanggapi ketidaklogisan tersebut yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat perlu untuk saya uraikan satu per satu agar kalimat tersebut menjadi tepat dan logis.

Waktu dan Tempat Kok Dipersilakan, Memangnya bisa?

Kalian pernah nggak menggunakan kalimat tersebut saat menjadi pembawa acara atau moderator?

Kalimat tersebut bagi saya tidaklah logis, karena menimbulkan sebuah pertanyaan kenapa waktu dan tempatnya yang dipersilakan bukan orangnya. Saya berpendapat kalimat tersebut muncul dari terjemahan bahasa Inggris yang kurang tepat prosesnya yaitu “The floor is yours” yang dipakai untuk mempersilakan seseorang untuk berbicara atau memberi sambutan.

Tapi nyatanya proses penerjemahan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia memang nggak semulus yang dibayangkan, seperti cerita sinetron Indonesia yang kadang ada aja konfliknya.

Jadi daripada menggunakan kalimat “waktu dan tempat kami persilakan” kenapa nggak pakai kalimat lain sih kawan? Misalnya:

  1. “Kami persilakan Bapak/Ibu memberi sambutan”,
  2. “Bapak/Ibu kami persilakan untuk memberi sambutan”

Apa yang Salah? Sampai Menginjak Acara Berikutnya

“Menginjak acara berikutnya…” memangnya ada salah apa dengan acara selanjutnya sampai diinjak? Ini merupakan salah satu ketidaklogisan bahasa yang sering menjadi kebiasaan di dalam acara.

Kalimat “menginjak acara” menjadi sebuah ketidaklogisan, karena menginjak sendiri merupakan kata kerja untuk memberikan sebuah makna yaitu meletakan kaki pada. Sehingga timbul pertanyaan kenapa acara kok diinjak?

Nah, dalam hal tersebut sebaiknya kalimat “menginjak” bisa digantikan dengan “acara selanjutnya” atau “acara berikutnya”.

Sekarang kita jadi lebih paham kan… betapa pentingnya untuk memastikan kelogisan sebuah bahasa? Ya iya dong… salah dikit aja nanti maknanya bakal berbeda, apalagi kalau sampai dikroyok sama netizen Indonesia kalau salah maknanya.

(Visited 63 times, 1 visits today)

Join The Discussion