Article

Parenting Berefek pada Kesehatan Mental dan Self Esteem, Benarkah?

Sumber gambar: https://tirto.id/

Narasi Budaya – Waktu kita kecil, kita selalu dituntut menjadi sempurna. Kita dibandingkan dengan anak-anak lain dan diberi tuntutan untuk jadi begini dan begitu.

“Pokoknya nilai kamu harus bagus!”

“Lihat itu lo, anaknya pak X seumuran kamu tapi sudah menang olimpiade!”.

Merasa familiar? Dari situ kita berharap untuk jadi sempurna. Tetapi, nyatanya semenjak bertumbuh dewasa kita disadarkan oleh realita bahwa menjadi sempurna itu nggak semudah itu. Yang berusaha mati-matian saja terkadang gagal, apalagi yang cuma punya keinginan.

Pernah ga kalian mikir kaya gini?

“Kok orang lain hebat banget ya?”

“Kok aku selalu ngerasa ga worth-it ya?”

“Kok aku ga sepercaya diri kaya orang-orang lain ya?”

Percaya ga percaya, yang membentuk kita yang seperti itu adalah bagaimana cara orang tua memperlakukan kita di masa kecil. Pola asuh mereka berpengaruh besar terhadap diri kita yang sekarang.

Seseorang yang tidak punya penilaian diri yang baik, cenderung dibesarkan dengan pola asuh yang tidak tepat. Tidak pernah didengarkan, selalu diremehkan, tidak divalidasi perasaannya. Mereka jadi tidak bisa mengekspresikan diri mereka dan takut untuk bermimpi karena emosinya selalu dianggap tidak penting.

Nyatanya, orang tua adalah hubungan pertama yang seharusnya berhasil supaya kita memiliki pribadi yang baik. Tapi, buat apa kita menyalahkan orang tua kita, padahal ini tentang memperbaiki luka di masa kecil.

Meskipun memang orang tua bisa menyebabkan kita yang seperti ini, tetapi menyalahkan orang tua bukanlah jawabannya. Karena hanya menyalahkan tidak merubah apapun, bahkan yang terburuk bisa menyebabkan kita marah dan menyesal memiliki orang tua yang seperti itu. Yang harus kita sadari adalah orang tua kita pun tidak mau jadi seperti itu.

Orang tua kita tidak pernah berniat menjadikan kita seseorang dengan self esteem yang rendah. Karena orang tua juga tidak sempurna. Karena bagi mereka, mendidik kita juga menjadi salah satu pengalaman pertama mereka dan mereka belum tahu caranya. Jadi, daripada menyalahkan orang tua, saya mau mengajak kalian untuk mempunyai self esteem yang baik. Lalu gimana caranya.

1. Memahami Masa Kecil Kalian

Kita harus memahami bahwa masa kecil hanyalah sebagian dari hidup kita. Kita masih memiliki kendali penuh terhadap masa yang akan datang. Dengan memahami masa kecil yang tidak sempurna, kita berharap bisa menerimanya. Karena dengan menerima, kita bisa melupakan yang lalu dan mengusahakan masa depan. Dengan memahami bahwa orang tua bisa berbuat salah dan kita sebagai anak tidak selalu sempurna juga, kita akan lebih mudah memaafkan mereka.

2. Kembali Kepada Tuhan Yang Sebenar-benarnya

Manusia kerap dikecewakan oleh ekspektasi. Maka, sudah saatnya kita hanya berharap kepada Tuhan. Kembali ke Tuhan adalah cara yang ampuh untuk mengubah diri sendiri. Karena dengan ilmu-ilmu agama kita dapat menciptakan pola pikir baru dan tujuan hidup yang lebih bermakna. Karena dengan berpegang kepada agama kita tidak akan terlalu fokus terhadap hal duniawi, sehingga kita jadi bisa memaafkan.

3. Hilangkan Perasaan Benci dan Dendam

Ingat kita bukan lagi anak kecil. Sekarang kita dapat bertindak dan bisa mulai melakukan hal-hal baru. Ketika kita hidup dengan perasaan ingin balas dendam, maka akan merusak dirinya sendiri. Kepuasan yang didapatkan pun hanya kepuasan sementara yang akan menyakiti diri sendiri. Maka, coba untuk memaafkan dan menerima. Dengan begitu, kita bisa mulai berdamai dengan diri kita sendiri.

Hal-hal tersebut bisa kalian coba untuk menumbuhkan self esteem. Mengapa kita perlu menumbuhkan self esteem kembali? Karena orang yang memiliki self esteem yang baik akan memiliki kemampuan untuk berpegang teguh pada nilai yang mereka anggap benar. Mereka bisa menghargai diri mereka sendiri dan merasa diri mereka penting. Mereka gigih meraih tujuan dan dapat mengakui kesalahan.

Self esteem sendiri dapat berkembang dari waktu ke waktu. Meski peran orang tua memiliki peran besar dalam pembentukan self esteem, tetapi kita masih bisa merubahnya sendiri. Dengan perbaikan self esteem, maka seseorang akan lebih mudah terhindar dari penyakit mental.

Seseorang yang memiliki self esteem rendah bisa menderita penyakit “Self Esteem Attack” dimana orang tersebut akan merasa rendah jika berubat kesalahan. Hal ini tidak hanya mempengaruhi mental, tetapi juga fisik. Bisa menyebabkan jantung berdebar kencang hingga cemas yang menyiksa.

Langkah utama yang bisa dilakukan adalah mencintai diri sendiri. Ketika kita mencintai diri sendiri, kita akan lebih menghargai diri sendiri dan akan merubah hal buruk menjadi hal baik. Karena persepsi suatu hal dapat mempengaruhi self esteem, jadi berusahalah untuk menerima dirimu apa adanya dan jangan sering membandingkan dirimu dengan orang lain.

Cara yang biasa saya lakukan untuk menaikkan self esteem adalah dengan membaca buku pengembangan diri. Tidak perlu jauh-jauh, sekarang dengan gadgetmu kamu bisa menemukan artikel untuk refleksi dan pengembangan diri kok, termasuk artikel yang satu ini. Jadi, tunggu artikel berikutnya ya!

Editor: Rosantika Utami

(Visited 70 times, 1 visits today)

Join The Discussion