Esai

Globalisasi Merenggut Nilai dan Norma Sosial Masyarakat Indonesia

Globalisasi merupakan suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia dapat menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubungkan dalam semua aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, teknologi, maupun lingkungan. Terdapat beberapa tanda terjadinya globalisasi, seperti batas antar negara yang semakin menipis ,informasi yang sangat mudah meyebar dalam waktu yang sangat singkat dengan wilayah yang sangat luas, dan kegiatan kegiatan ekonomi yang semakin meluas.

Bagai pisau yang bermata dua, globalisasi membawa dampak positif dan juga dampak negatif dalam kehidupan masyarakat. Dampak positif yang timbul akibat adanya globalisasi ini adalah pola hidup masyarakat yang semakin maju, semangat masyarakat dalam bekerja semakin meningkat, ruang sosial yang semakin terbuka lebar, pertukaran budaya, dan pangsa pasar yang semakin luas.

Selain memiliki dampak positif, globalisasi tentunya juga memberi dampak negatif, seperti masyarakat yang semakin konsumtif, kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh pemanfaatan sumber daya tanpa mempertimbangkan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan, dan yang paling miris adalah hilangnya nilai nilai sosial budaya khas Indonesia.

Masuknya budaya Barat yang disebabkan oleh arus globalisasi membuat sebagian besar masyarakat Indonesia kehilangan jati diri mereka sebagai bangsa yang kental dengan budaya timur. Masyarakat Indonesia di era globalisasi ini sibuk mengejar kemakmuran untuk diri mereka sendiri menyebabkan pudarnya nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Akibatnya masyarakat semakin egois dan kehilangan nilai-nilai sosial budaya yang identik dengan masyarakat Indonesia.

Keramahtamahan dan kegotongroyongan hilang entah kemana dan tenggelam tertimpa berbagai nilai-nilai khas budaya barat. Hal tersebut menyisakan masyarakat yang individualistik, memetingkan kebutuhan diri mereka sendiri, tidak memiliki rasa kemanusiaan terhadap sesama mahkluk hidup yang hidup di bumi, bahkan masyarakat yang dulu selalu memanusiakan manusia lain sekarang hanya memanusiakan diri mereka sendiri.

Hilangnya nilai dan norma sosial pada masyarakat Indonesia ini tentunya menjadi hal yang memprihatinkan. Bagaimana tidak? masyarakat yang seharusnya hidup rukun berdampingan satu sama lain saling menegur sapa sekarang hanya diam membisu seribu bahasa. Ketika bertemu dengan orang lain mereka asik dengan dunia mereka sendiri, bermain gadget, mengaktifkan diri di media sosial yang penuh dengan tipu daya, dan berharap mereka bisa dipandang orang lain sangat berkelas. Padahal pada kenyataannya menghargai dan memanfaatkan waktu bersama orang orang sekitar saja mereka tidak mampu.

Selain itu, pada masa sekarang bertemu orang di jalan saja mereka membisu seolah tak mampu berbicara. Melihat tetangga yang sedang kelaparan saja dibiarkan oleh mereka yang katanya ingin dipandang orang orang berkelas. Kenyataanya, mereka adalah kaum individualis yang sedang memakmurkan diri mereka sendiri .

Ketidakpedulian antar sesama juga merupakan bukti nyata hilangnya nilai dan norma sosial khas masyarakat Indonesia. Bangsa yang dulu dipandang memiliki solidaritas dan semangat juang yang tinggi dibuktikan dengan selalu bergotong royong dalam menghadapi segala permasalahan. Sekarang mereka hanya menyisakan masyarakat yang ketika orang lain susah tidak perduli bahkan ketika orang lain sekaratpun mereka juga tidak perduli. Apalagi jika itu tidak menguntungkan dan menjadikan mereka lebih makmur.

Miris memang! Kehidupan yang pahit ini semakin tambah pahit ketika dijalani dengan orang-orang yang tidak memiliki jiwa sosial seperti mereka yang sedang hidup di era globalisasi seperti sekarang. Mereka seolah olah mampu untuk hidup sendiri di atas kaki mereka sendiri, angkuh menyombongkan diri, merasa tidak membutuhkan orang lain, dan hidup hanya untuk mengejar dunia yang fana ini.

Mereka juga ingin dihormati sebagai manusia namun mereka lupa cara memanusiakan manusia lain. Selalu mengumpat dan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang sebenarnya karena perbuatan mereka sendiri. Orang-orang seperti ini adalah mereka yang selalu acuh  bahkan tidak peduli atas kritik dan saran dari orang lain. Mereka-mereka ini adalah manusia yang hidup di era yang sangat maju namun memiliki pola pikir yang sangat primitif.

Tidak semua memang. Masih banyak yang memiliki jiwa sosial tinggi, memiliki attitude yang pantas untuk dijadikan panutan, memiliki sikap sesuai dengan nilai dan norma sosial masyarakat Indonesia. Nah, salah satunya adalah kalian yang sedang membaca tulisan ini. Dengan membaca dan ikut hanyut dalam tulisan ini, setidaknya kalian masih memiliki rasa kemanusiaan terhadap sesama makhluk yang hidup di bumi.

Pada kenyataannya globalisasi menyebabkan pola hidup dan pola pikir masyarakat mengalami banyak sekali perubahan. Ketidakmampuan mereka menyaring segala hal yang masuk dari budaya asing membuat mereka menjadi manusia yang berkembang kearah yang tidak semestinya. Ironisnya kebanyakan dari mereka tidak hanya merugikan diri mereka namun juga merugikan orang lain. Ketika mereka menjadi masyarakat yang individualis dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar, mereka akan merugikan orang orang yang sangat membutuhkan mereka dalam saat saat tertentu.

Ketidakpedulian mereka terhadap orang lain karena hal di atas dan menganggapnya tidak menguntungkan untuk mereka sebenarnya akan menjadi boomerang untuk mereka sendiri. Semua manusia, semua makhluk hidup pada hakekatnya diciptakan untuk saling membantu, tolong menolong, dan hidup berdampingan. Sehebat apapun kita dan sehebat apapun teknologi yang berkembang saat ini, kita tetap tidak mampu untuk hidup sendiri. Kita masih membutuhkan orang lain dalam setiap langkah kehidupan yang kita ambil.

Itulah sebabnya sebagai makhluk sosial, kita harus mampu berbaur dengan yang lainnya, tidak individualis, egois, ataupun mengejar kemakmuran belaka. Ingat! hidup tidak akan abadi. Ingat! Akan ada saatnya kita kembali pada pemilik kehidupan. Jadikan globalisasi yang ada saat ini sebagai perubahan ke arah yang lebih positif yang mampu menghadirkan manfaat untuk diri sendiri dan juga orang lain, bukan malah sebaliknya.

Editor : Rosa

(Visited 77 times, 1 visits today)

Join The Discussion