Esai

Lebih dari Sekedar Pengajar

pinterest.com

Menjadi guru, menjadi bagian perjalanan kehidupan seorang pejuang.

-Menjadi guru, merubah peradaban. Profesi guru merupakan salah satu profesi yang menentukan peradaban suatu zaman. Bahkan, kita ketahui bersama ketika Jepang di bombardis habis tentara sekutu, Jendral Hirohito bertanya terkait jumlah guru yang tersisa pasca pengeboman tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa, peradaban dan kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh guru. Peran guru memang sangat luar biasa, hingga muncul sebutan pahlawan tanpa tanda jasa. Kata pahlawan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Sebutan tersebut muncul karena pegorbanan guru dalam mendidik dan mengajar muridnya dengan penuh perjuangan.

Pengorbanan yang dilakukan guru hakikatnya lebih mengarah kepada pengabdian. Mengapa demikian? Telah banyak kita baca bersama terkait kesejahteraan guru yang makin hari makin tiada jelas arahnya. Mulai dari gaji guru yang jauh dari kata layak, hingga munculnya RUU Sisdiknas yang memantik kekhawatiran guru terkait hilangnya tunjangan profesi guru. Oleh karena itu, penamaan profesi guru sebagai pengabdian menjadi layak untuk disematkan disamping kata pengorbanan. Namun, apakah dengan seluruh ketidakpastian terkait kesejahteraan guru akan mempengaruhi minat generasi mendatang untuk menghindari profesi ini?

Perlu kita ketahui bersama bahwa guru merupakan sebuah profesi, dan untuk mencapainya perlu menempuh profesionalisasi guru di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Oleh karena itu, profesi guru layak disejajarkan dengan dokter dan profesi lainnya dalam hal kesejahteraan. Namun, bagaimanakah sikap terbaik jika ternyata kondisi guru saat ini jauh dari kata sejahtera? Satu hal yang kembali menjadi perhatian adalah, guru adalah gabungan dari pengabdian dan pengorbanan, dan langkah tepat untuk menjadi guru terbaik adalah tidak mengkhawatirkan kesejahteraan tersebut dan terus meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam mengajar.

Jika anda pernah menonton film The Ron’s Clark Story, akan ditemukan bahwa kesejahteraan guru memang kurang diperhatikan, bahkan di negara adidaya Amerika. Namun, satu hal yang patut menjadi perhatian ialah sikap Ron yang terus menerus berjuang mengajar di kelasnya yang berisi murid-murid dengan nilai terendah di kotanya. Ia melakukan berbagai cara agar muridnya dapat lulus di ujian kenaikan kelas. Bahkan, ia tetap mengajar ketika mengidap pneuominia. Ron memiliki segudang cara agar muridnya memperhatikan apa yang ia ajar. Satu benang merah yang dapat diambil dari Ron ialah, ia mampu mengambil hati muridnya dan mengubahnya menjadi keterikatan seperti sebuah keluarga. Maka benar adanya bahwa mengajarkan murid untuk mencintai ilmu itu lebih penting ketimpang ilmu itu sendiri.

Kisah Ron Clark memantik guru muda untuk terfokus pada mendidik dan mengajar muridnya dengan terlebih dahulu menciptakan keterikatan emosional antara murid dan guru. Keterikatan emosional ini hanya akan didapatkan jika guru memahami kondisi siswa. Nimas Ika, seorang psikolog di Pusloka memberikan beberapa saran agar ikatan emosional antara siswa dan guru dapat tercipta dengan (1) kenali rentang perhatian murid, (2) kenali kemampuan berbahasa murid. Kedua hal tersebut dapat menjadi kunci untuk merangkai ikatan emosional murid. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk tahu permasalahan murid dan kebutuhannya.

Ikatan emosional antara guru dan murid menjadi kunci dalam membuka pintu-pintu pembelajaran lainnya. Percuma jika memiliki segudang metode pengajaran modern, namun murid tak bisa mengikutinya. Sudah selayaknya seorang guru mejadi teman bagi murid dan menciptakan posisi yang setara agar tidak ada sekat pembatas yang menghambat dalam pembelajaran.

Pada era sekarang ini, guru abad 21 tak hanya dituntut untuk mampu mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, namun harus mampu menjad penjaga gawang dalam menangkal tindak tutur yang kurang baik dari muridnya. Maka, sebutan bahwa guru merupakan orangtua murid ketika di sekolah harus benar-benar dilkukan sebagaimana mestinya.

(Visited 45 times, 1 visits today)

Join The Discussion