Narasi Budaya- Puisi merupakan bagian dari karya sastra sebagai ekspresi pengarang dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya yang ingin disampaikan pada penikmat karyanya. Puisi menggunakan bahasa yang padat dan bermakna dalam pilihan katanya dengan penyajian yang berbentuk gaya bahasa dengan makna yang begitu luas. Puisi dibentuk dengan tata bahasa indah yang diikuti oleh ritme, dimensi, rima, dan tersusun dalam baris dan bait. Di dalam puisi banyak mengandung nilai-nilai, di antaranya yakni nilai artistik, nilai kultural, nilai hedonis, nilai etis-moral-religius dan nilai praktis.
Indonesia telah melahirkan banyak penyair kondang dengan karya-karya yang terkenal. Salah satunya adalah Chairil Anwar yang melahirkan karya dengan tema beragam serta dijadikan sebagai role model dan memberikan inspirasi dalam berkarya bagi berbagai generasi. Penyair yang lahir di Kota Medan pada 26 Juli 1922 ini banyak mencipta puisi yang fenomenal dan melegenda dengan makna yang mendalam, di antaranya puisi yang berjudul “Aku”, “Dendam”, “Diponegoro”, “Bercerai”, “Merdeka”, “Maju”, “Senja di Pelabuhan Kecil”, “Rumahku”, “Dalam Kereta”, “Malam”, “Aku Berkaca”, “Kepada Pelukis Affandi” dan masih banyak lainnya. Dalam salah satu karyanya, Chairil Anwar mencurahkan rasa kecintaannya kepada keluarga yakni pada puisi yang berjudul “Ibu”. Puisi “Ibu” juga mengandung makna yang sangat dalam dengan nilai-nilai religius yang terkandung di dalam kalimatnya. Berikut puisi “Ibu” dan kajian nilai religiusnya :
Ibu
Karya : Chairil Anwar
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu…
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu…
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
Dan Bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun…
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu..
Ibu…
Aku sayang padamu…
Tuhanku…
Aku bermohon padaMu
Sejahterakanlah dia
Selamanya…
Nilai Religius dalam Puisi Ibu
Puisi dengan judul “Ibu” karya Chairil Anwar ini memiliki tema berupa rasa kecintaan anak kepada sosok ibu yang telah melahirkannya. Puisi ini mengungkapkan bentuk rasa terima kasih anak serta menunjukkan betapa besar pengorbanan sosok ibu terhadap anaknya. Sedangkan, amanat yang terdapat dalam puisi ini adalah untuk selalu berbakti dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah menghadirkan sosok ibu.
Terdapat kutipan dalam puisi yang berkaitan dengan nilai religius tentang hubungan manusia dengan Tuhan, di antaranya: “Setiap kali aku kecewa, Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat; Dia kata bersyukurlah pada tuhan; Tuhanku… Aku bermohon pada-Mu”. Pada kutipan tersebut mengandung makna bahwa sosok ibu secara naluriah akan meminta kepada Tuhan untuk memberikan bantuan pada anaknya yang merasa kecewa. Selanjutnya, ibu memerintahkan anak untuk dapat lebih bersyukur serta sebagai bentuk permohonan hamba kepada Tuhannya.
Kutipan puisi yang berkaitan dengan nilai religius tentang hubungan sesama manusia, di antaranya : “Pernah aku ditegur; Pernah aku dimarah; Pernah aku diminta membantu; Pernah aku merajuk; Pernah aku melawan; Pernah aku menangis; Tidak pernah aku lihat air mata dukamu; Mengalir di pipimu; Begitu kuatnya dirimu; Ibu, Aku sayang padamu”. Nilai religius pada kutipan ini menunjukkan hubungan ibu dan anaknya. Pada bait pertama mempunyai makna bahwa seorang ibu memiliki maksud tertentu dari sikapnya yang bertujuan untuk mendidik anaknya agar menjadi lebih baik. Pada bait kedua menunjukkan sikap anak yang mencari perhatian dan ingin dimanja oleh ibunya. Bait terakhir mengandung makna sebagai ungkapan rasa kagum dan cinta anak kepada sosok ibunya.
Nilai religius yang berkaitan dengan pendidikan keagamaan terdapat pada kutipan “Dan bila aku mencapai kejayaan, Dia kata bersyukurlah pada Tuhan”. Kutipan ini menunjukkan pendidikan keagamaan seorang ibu yang mengajarkan untuk tidak lupa mengucap syukur kepada Tuhan dengan apa yang sudah dia capai karena semua yang tejadi adalah kehendak Tuhan.
Editor: Nila Prihartanti