Article

Kebiasaan Multitasking Bikin Kita Produktif Atau Malah Sebaliknya?

Narasi Budaya – Beberapa dari kita pasti pernah atau malah seringkali mengerjakan beberapa aktivitas atau tugas di waktu yang bersamaan atau berdekatan, nah itulah yang dimaksud dari multitasking.

Misalnya ketika mengerjakan tugas kuliah sambil mendengarkan musik, makan sembari melihat video di Youtube, menyelesaikan dua tugas kuliah dalam waktu semalam, atau menyetir mobil sembari membalas chat di WhatsApp. Multitasking merupakan salah satu jurus ampuh yang biasa dilakukan ketika dikejar deadline, seperti ketika seorang mahasiswa yang seringkali dikejar deadline laporan praktikum dan tugas kuliah.

Aktivitas-aktivitas tadi merupakan beberapa contoh kegiatan multitasking yang seringkali tidak sadar kita lakukan di kehidupan sehari-hari. Berbagai alasan dilakukannya multitasking beragam mulai dari untuk menghemat waktu sampai karena ingin tugas cepat selesai. Multitasking sendiri yaitu dua tugas atau lebih yang dikerjakan dalam satu waktu yang bersamaan maupun berdekatan. Kelihatannya memang membuat kita menjadi produktif, namun sebenarnya multitasking bikin kita produktif atau malah sebaliknya?

Menurut pakar produktivitas Tamara Myles, kebiasaan multitasking justru dapat mengurangi produktivitas hingga 40% dan menyebabkan seseorang kewalahan dan rentan mengalami stress. Pengerjaan tugas memang sepatutnya fokus ke satu tugas terlebih dahulu, hal ini agar tugas dapat selesai dengan maksimal. Disisi lain multitasking justru memberikan beberapa dampak yang merugikan bagi diri kita sendiri.

Dampak-dampak tersebut diantaranya: Pertama multitasking membuat kinerja menurun. Pemecahan fokus perhatian dalam melakukan banyak aktivitas membuat kita kehilangan fokus, sehingga tugas tidak terselesaikan dengan maksimal dan rentan terjadi kesalahan. Kesalahan dalam tugas malah membuat pengerjaan tugas menjadi dua kali lipat, yang awalnya ingin cepat selesai menjadi lama selesainya.

Kedua, multitasking dapat menurunkan kreativitas. Hal ini karena ketidakfokusan ketika pengerjaan tugas sehingga perhatian yang dapat memunculkan ide menjadi tertunda. Ketiga, multitasking memperlambat dalam pengerjaan tugas. Beralihnya satu tugas ke tugas lain di waktu yang berdekatan tanpa jeda dapat memperlambat kinerja dalam mengerjakan tugas. Multitasking menimbulkan rasa cemas yang mengakibatkan munculnya rasa kewalahan saat menyelesaikan tugas. Akhirnya membuat delay sebab fokus yang terpecah, sehingga tugas terasa lebih lama untuk terselesaikan. Dari dampak tersebut dapat kita lihat bahwasannya multitasking yang seringkali dilakukan, malah membuat kita tidak produktif.

Dilansir dari Video Youtube Satu Persen, otak manusia pada dasarnya tidak mampu untuk mengerjakan banyak aktivitas kompleks yang menghabiskan banyak energi di waktu yang bersamaan. Pikiran dan otak kita memang tidak diciptakan untuk mengerjakan dua tugas atau lebih di waktu yang bersamaan, tetapi secara berurutan atau bergantian. Jadi talk switching, bukannya multitasking.

Daripada multitasking, ada beberapa cara yang lebih efektif untuk mengerjakan tugas-tugas kita. Caranya sebagai berikut: Pertama, mencoba time blocking atau membagi waktu fokus untuk tiap tugas. Time blocking dapat membuat fokus dan membuat pengerjaan tugas menjadi tertata, karena kita dapat memberikan estimasi berapa lama waktu yang ditargetkan untuk menyelesaikan tugas tersebut.

Kedua, membuat to do list yang berisikan urutan tugas-tugas apa yang harus dikerjakan. Pembuatan to do list sesuai dengan tugas mana yang hendak diselesaikan terlebih dahulu. Tugas yang belum terselesaikan kerap kali hanya terpikiran di otak kita, sehingga kita dapat menuangkannya ke dalam to do list.

Ketiga, menghindari distract atau hal-hal yang sifatnya menggangu. Distract yang umumnya berasal dari teknologi. Biasanya godaan tersebut datang dari notifikasi WhatsApp, Instagram, dan media social lain. Sekarang media social memang susah terlepas dari kehidupan kita, godaan-godaan mengulir feed dan membalas chat seringkali menggangu pengerjaan tugas. Gangguan dari handphone dapat diatasi dengan mematikan notifikasi handphone terlebih dahulu saat sedang mengerjakan tugas. Notifikasi yang dimatikan dapat menimalisir gangguan dan dapat membuat fokus dalam pengerjaan tugas.

Keempat, menerapkan working mindfulness. Mindfulness yaitu memusatkan perhatian terhadap satu hal. Penerapan mindfulness ini dapat menstabilkan diri, sehingga dapat mengurangi stres saat pengerjaan tugas.

Kelima, menerapkan istirahat. Tugas memang kadang kala tidak bisa menunggu karena terkejar oleh deadline, namun istirahat sejenak bukanlah hal yang salah dan memang penting untuk dilakukan. Istirahat diperlukan agar mental kita tetap terjaga. Istirahat bisa dengan cara melakukan gerakan-gerakan yang ringan, agar otak kita juga menjadi rileks.

Demikianlah beberapa cara yang dapat dicoba ketika hendak mengerjakan tugas tanpa multitasking yang ternyata kurang efektif dan efisien. Cara-cara tersebut dapat diterapkan untuk menghilangkan kebiasaan multitasking, namun perlu diingat kita perlu konsisten dalam melakukannya. Multitasking sebenarnya malah membuat otak kita capek dan membuat tidak produktif. Produktif idealnya ketika semua pekerjaan selesai dan menghasilkan bagi diri kita atas apa yang kita kerjakan.

Multitasking sendiri malah membuat kehilangan konsentrasi sehingga menurunkan produktivitas. Produktif bukan berarti sibuk, sehingga kita dapat mengerjakan tugas dengan fokus satu-persatu terlebih dahulu. Supaya kita dapat menyelesaikan tugas semaksimal mungkin, tanpa kelelahan dan menjadi pribadi produktif yang seutuhnya.

Referensi: YouTube: https://youtu.be/02HivdkW2vY

Editor : Yunia Khofifah

(Visited 33 times, 1 visits today)

Join The Discussion