Puisi

Risak dan Dia Menutup Mata

Memejam pandang dalam diam
Larut dalam keadaan riuh yang semakin tenggelam
Dia tak gelisah di tengah temaram
Namun selintas tanya dalam benak menyapanya di kala malam
Mengapa?

Acap kali ia berpikir
Seakan seperti mimpi yang terkadang hadir
Tidak, bahkan air matanya tak lagi mengalir
Menyadari kepingan rasa yang menjadi butir
Dia seakan tak peduli kala pinta dalam hati berdesir

Dia berbeda, dia inginkan hal yang sama
Dia tak ingat bahwa bukan hanya dirinya
Hujan panas musim baginya hanya sementara
Menurutnya, langit yang selalu ia pandang tak pernah berduka

Tahukah, dia terlupa cara menerima
Benar jika dia mengerti
Namun, jiwanya menolak sebuah arti
Dia kini takut akan tatap dan tawa
Juga pikirnya selalu berkelana
Mengapa?

Kembali, dia berbeda
Dia inginkan hal yang sama
Rasa tak pantas baginya terlalu biasa
Dia memberi batas meski tak nyata
Indah katanya, namun ia tak percaya

Lelah dalam pikir yang risak
Namun, dia ciptakan sebuah bercak
Tak ingin terbelit keadaan rumit
Teringat, dialah yang mempersulit
Sebuah tanya yang kembali menyapa
Mengapa?

Mencoba tak terusik
Lagi, dia tak dapat menampik
Lelah dengan raga diri yang tak pernah menerima
Dia tak kurang
Tak pernah pula tersungkur
Lalu terakhir kali, dia bertanya, mengapa?

Penulis: Nanda Yogi Zaliarisma

(Visited 5 times, 1 visits today)

Join The Discussion