Article

Mengapa Akhlak di Atas Ilmu?

Sebenarnya apa sih akhlak itu? Mengapa banyak yang mengutamakannya? Secara bahasa, pengertian akhlak yaitu menerapkan perilaku yang baik. Akhlak sudah banyak diajarkan oleh para nabi terutama nabi junjungan kita nabi Muhammad SAW dimana nabi pernah bersabda إنَّما بعثتُ لأتمِّمَ مَكارِمَ الأخلاقِ yang mempunyai arti “sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia “ (GH. Al Baihaqi). Pada saat itu, Nabi Muhammad diutus untuk membenarkan akhlak yang jelek yang dimiliki oleh  kaum pada waktu itu.

Lebih lanjut, ada pula pepatah Arab yang mengatakan “Al adabu fauqol ‘ilmi’“ yang mempunyai arti akhlak lebih tinggi daripada ilmu. Yangmana dapat diartikan bahwa akhlak hanyalah sesuatu hal yang kecil tapi mempunyai manfaat dan mendatangkan banyak hal positif bagi diri kita sendiri. Guru saya pernah berkata “jangan meremehkan hal kecil karena itu bisa mendatangkan malapetaka.

Lantas, mengapa akhlak bisa menjadi sesuatu yang utama dalam seseorang menuntut ilmu? Apakah ada pengaruh terhadap proses pembelajaran? Kok  begitu  penting ya? Sebenarnya akhlak tidak memerlukan aturan dan akhlak sendiri pun muncul menyesuaikan dengan faktor lingkungan masyarakat itu sendiri. Seorang siswa yang menuntut ilmu sangat diharuskan untuk memiliki  akhlak terlebih dahulu atau yang dimaksud memiliki sopan santun terhadap gurunya. Yusuf bin Al Husain berkata “Dengan mempelajari akhlak maka engkau akan dengan mudah mempelajari ilmu”.

Bahkan akhlak membutuhkan waktu lebih banyak untuk dipelajari daripada ilmu. Al Laits bin Sa’ad rahimahullah juga mengatakan” أنتم إلى يسير الأدب احوج منكم إلى كثير من العلم “kalian lebih membutuhkan akhlak yang sedikit dari pada ilmu yang banyak” (Syarafu Ash-habil Hadits [122], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [17]). Imam malik rahimahulllah juga mengatakan demikian تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم “Belajarlah akhlak sebelum belajar ilmu” (Hilyatul Auliya [6/330]. Semua guru di madrasah atau  sekolah lebih menyukai seorang murid yang lebih mempunyai akhlak terhadap gurunya daripada murid yang lebih pintar. Karena murid yang berakhlak tidak akan pernah melukai atau menyinggung perasaan gurunya. Dari sini bisa mendatangkan ridho dan doa dari gurunya.

Dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam bermasyarakat kita perlu sekali untuk menerapkan sebuah norma di masyarakat. Norma secara tidak langsung mempunyai hubungan langsung dengan akhlak lebih tepatnya norma adalah akhlak yang diterapkan di masyarakat. Ketika seseorang memiliki tutur kata dan akhlak yang baik dalam bermasyarakat maka nanti orang itu lah yang akan dihormati, dikarenakan masyarakat lebih suka terhadap tetangga yang mempunyai sopan santun dan tutur kata yang baik yang nantinya akan bisa diajak untuk membaur untuk bermasyarakat. Al habib umar bin hafidz pernah berkata “aku lebih suka seseorang yang mempunyai akhlak pada orang tua dan gurunya daripada orang yang berilmu tapi tidak mempunyai akhlak”.

Dengan demikian, jika akhlak lebih diatas ilmu bukan berarti kita harus mempelajari akhlak saja tanpa mempelajari ilmu karena akhlak itu ada ilmunya dan ilmu ada akhlaknya. Maka kedua hal ini memang sudah berkaitan dan tidak bisa dilepaskan. Akhlak bagaikan kepala sedangkan ilmu bagaikan ekor maka ilmu akan  menjadi bermanfaat dan berguna jika kepala mengarah kepada hal yang baik. Saat kita sedang mempelajari  ilmu maka kita juga harus mempelajari   akhlak, belajar tentang akhlak  tidak hanya melalui sumber buku atau kitab melainkan lebih utamanya dengan mempraktekkan langsung.

Sementara akhlak pada diri manusia sebagai tubuh bagian dalam sedangkan ilmu adalah tubuh bagian luar ini disebabkan karena. Sesungguhnya ilmu adalah cahaya yang dimana orang berilmu akan banyak disenangi orang. Ibarat pepatah “ada gula ada semut” seseorang berilmu akan sangat manis dan banyak disenangi orang sehingga akan menjadi rujukan jika terjadi suatu permasalahan serta kesenjangan umat. Akhlak tanpa ilmu itu bagaikan pesawat tanpa pilot yaitu hilang kemudi.

Di negara kita sangat penting untuk menerapkan sopan santun dan akhlak yang baik. Kenapa? Karena bangsa Indonesia dari nenek moyang dahulu sudah menerapkan sopan santun. Kepada yang lebih tua baik itu saudara maupun tetangga harus bersikap sopan kepada yang lebih tua. Bahkan dahulu ketika seorang murid mau lewat tetapi di hadapannya ada gurunya maka murid tersebut akan mencari jalan lain atau bahkan tidak akan lewat sebelum  gurunya pergi.

Pada poin tersebut mengajarkan bagaimana kita menghargai seorang guru terutama seorang yang lebih tua.  Banyak orang- orang di Indonesia lebih menyukai dan menaruh simpati  pada orang yang mempunyai sopan santun dan akhlak yang baik. Lebih baik lagi jika orang tersebut adalah orang  yang mempunyai sopan santun dan berilmu tinggi sehingga saat orang tersebut meninggal akan dikenang sepanjang masa oleh masyarakat. Sesuai dengan Pancasila sila kedua yang berbunyi “ kemanusiaan yang adil dan beradab”. Di mana di Indonesia sangat ditekankan aturan-aturan yang istilahnya  dikenal norma-norma bermasyarakat.

        Bagaimana kita menerapkan akhlak yang baik? Apakah mudah untuk dilakukan? Menerapkan akhlak yang baik sangatlah mudah dalam kehidupan sehari hari. Terutama dalam keluarga kita sendiri. Menerapkan akhlak yang bagus bisa dimulai dengan hal yang sederhana  ketika mau bepergian maka kita harus berpamitan pada kedua orang tua.

Karena yang paling penting adalah ketika kita berbicara dengan orang tua  harus dengan bahasa yang lembut dan halus jangan menggunakan nada tinggi. Serta kita juga bisa menerapkan akhlak yang baik di masyarakat dengan cara yang sederhana juga. Dengan sering bersilaturahmi dan bertutur kata yang baik serta menghormati kepada tetangga yang lebih tua.

          Dengan demikian, ketika kita selalu mempunyai akhlak yang baik setiap hari nya terutama saat kita menjadi penuntut  ilmu, maka sangat mudah sekali untuk kita mendapatkan ridho guru kita. Sangat penting sekali kita memerlukan akhlak untuk kehidupan kita sampai kita wafat nanti. Dari sejumlah pemahaman di atas maka kita tidak harus mengutamakan salah satunya tetapi kita harus mengutamakan keduanya. Hanya saja keduanya mempunyai derajat berbeda tetapi karena keduanya maka derajat kita akan terangkat.

Berangkat dari hal ini pula, selama kita masih diberikan kesehatan dan kelancaran untuk beraktivitas, maka jangan pernah berhenti kita untuk mencari ilmu dan selalu menerapkan akhlak yang baik. Karena ilmu dan akhlak tidak hanya kita harus mencari melalui buku tetapi juga pengalaman dan bersosialisasi kita antar sesama individu. Alangkah  lebih baiknya jika kita belajar dengan buku melalui guru dan menerapkannya di kehidupan kita. Imam syafi’I rahimahullah pernah berkata ”jika kamu tidak tahan dengan lelahnya belajar maka kamu harus siap dengan perihnya kebodohan”. Karena buku tempatnya ilmu dan ilmu adalah cahaya. Maka, hendaknya kita banyak mengumpulkan cahaya itu pada diri kita. Kemudian menerapkannya dengan akhlak dan sopan santun yang baik, dan secara tidak langsung bercahayalah kita dimata orang lain.

(Visited 72 times, 1 visits today)

Join The Discussion