Bahasa

Ilokusi pada Percakapan Antar Mahasiswa dalam Kehidupan Sehari-Hari

Narasi Budaya – Komunikasi merupakan sebuah kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi sudah dipastikan terjadi pada semua ruang kehidupan baik dari unit keluarga hingga unit terbesar di semesta, termasuk pada dunia pendidikan dan pertemanan Komunikasi yang terjadi juga dapat berupa komunikasi lisan maupun tulisan. Pada komunikasi lisan bahasa menjadi pemegang peranan terpenting. Interaksi lisan antar manusia merupakan hal yang sangat sering dijumpai dan dilakukan oleh semua manusia. Dalam interaksi tersebut manusia sebagai penutur dan mitra tutur harus mencari strategi dan cara bagaimana bisa memahami konteks dan tujuan dari interaksi lisan tersebut. Dalam dunia kebahasaan cara dan strategi tersebut dapat di dalami dengan ilmu pragmatik. Pragmatik merupakam bidang studi kebahasaan mengenai hubungan yang terjadi antara bentuk-bentuk dan penggunaan linguistik. Pragmatik juga dapat berarti penggunaan bahasa untuk berkomunikasi dengan melibatkan konteks.

Melalui ilmu pragmatik seluruh interaksi komunikasi yang terjadi pada kehidupan sehari-hari akan tergambar jelas wujud, maksud, tujuan, konteks dan fungsinya, sehingga tidak terjadi keambiguan pada tuturan yang disampaikan. Selain itu  interaksi komunikasi juga akan berjalan dengan lancar jika informasi yang disampaikan oleh penutur tersampaikan dan dipahami oleh mitra tutur. Di dalam pragmatik tentu terdapat tindak tutur mengingat terdapat penutur dan mitra tutur yang juga ada didalamnya. Menurut Sari (2012) tindak tutur merupakan sebuah anggapan bahwa setiap ungkapan dapat dimengerti dengan baik oleh penutur maupun mitra tutur apabila sesuai dengan konteksnya. Dalam tindak tutur terdapat tiga macam yakni lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Lokusi berarti menjelaskan, ilokusi berarti menyampaikan tuturan dengan maksud tertentu, sedangkan perlokusi berarti menyampaikan tuturan, memiliki maksud dan tujuan tertentu, memiliki efek tindakan.

Tindak tutur ilokusi menjadi salah satu jenis tindak tutur yang kerap ditemui pada kegiatan komunikasi khususnya pada kehidupan para mahasiswa. Tindak tutur ilokusi memiliki 5 klasifikasi diantaranya asertif, direktif, ekspresif, komisif dan deklaratif. Asertif merupakan bentuk tindak tutur yang mengikat penuturnya pada kebenaran tuturannya. Tuturan direktif adalah bentuk tuturan yang disampaikan penutur agar mitra tutur melakukan tindakan yang diminta oleh penutur. Tindak tutur ekspresif adalah wujud dari perasaan atau sikap psikologis yang disampaikan penutur terhadap suatu keadaan. Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penutur agar melakukan apa yang telah diucapkannya. Sedangkan tindak tutur deklaratif berarti mengaitkan tuturan yang dikatakan dengan kenyataan yang terjadi sekarang.

Pada realisasi kehidupan di dunia mahasiswa kelima jenis ilokusi tersebut nyata ada dan terlihat dalam interaksi lisan antar mahasiswa di kelas. Berikut contoh singkat tindak tutur ilokusi yang terjadi pada interaksi lisan antar mahasiswa:

Asertif

A         : “Jangan lewat di depan Masjid Syeikh, jalannya masih ditutup macet banget.”

B         : “Iya. Besok aku lewat jalan Slamet Riyadi aja.”

Pada tuturan A diatas disampaikan informasi bahwa saat ini jalan di depan Masjid Syeikh sedang ditutup dan terjadi kemacetan yang parah. Selain itu tuturan A juga berpesan agar mitra tutur B tidak melewati jalan di depan Masjid Syeikh.

Direktif

A         : “Tugas segera dikumpulkan di google drive! Paling lambat jam 6 sore.”

B         : “Iya.”

Pada tuturan A berisi perintah untuk segera mengumpulkan tugas di google drive, dengan di lengkapi informasi batas waktu pengumpulan.

Ekspresif

A         : “Rajin banget jam segini dah dikampus.”

B         ; “Jelas dong mahasiswa teladan kok.”

Pada percakapan diatas tuturan A di identifikasi sebagai tindak tutur ekspresif karena bertujuan untuk memuji. Pada tuturan tersebut berisi pujian pada mitra tutur yang rajin berangkat ke kampus lebih awal.

Komisif

A         : “Besok aku bawain bukunya, pinjemen gapapa.”

B         : “Okey jangan sampe lupa ya, makasih.”

Tuturan pada percakapan diatas termasuk tuturan ilokusi jenis komisiif karena pada percakapan tersebut A menjanjikan untuk membawakan buku agar dipinjam oleh B.

Deklaratif

A         : “Perkuliahan di ganti hari Rabu jam 09.00, Pak Rohmadi sedan gada acara keluarga.”

B         ; “ Oke.”

Pada percakapan diatas tuturan A di identifikasi sebagai tindak tutur deklaratif karena tuturan yang dikatakan penutur A berkaitan dengan kenyataan yang sedang terjadi sekarang.            

Dari data-data diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa pada kegiatan perkuliahan terdapat tindak tutur ilokusi. Terdapat lima macam tindak tutur ilokusi yang ada dan terjadi antar mahasiswa diantaranya asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa fenomena ilokusi merupakan fenomena kebahasaan yang kerap terjadi namun tidak disadari oleh masyarakat awam.

(Visited 18 times, 1 visits today)

Join The Discussion