Puisi

Candik Ayu

kita bertengkar tentang warna

dan tak pernah usai

sebelum cahaya benar-benar lindap.

warna

adalah pamali,

ketika di suatu sore

cahaya kekuningan

berubah jadi kemerahan.

ketika wajahmu tersapu

dan kau menikmatinya

sebenarnya, itulah waktu

ketika nasib buruk akan menimpa.

nasib,

seringkali bergantung

pada jalan takdir

yang telah digariskan di telapak tangan.

namun,

kau tak sempat menafsirnya

dan tak ada seorang pun yang mau membaca

dan menunjukkan makna dari sana.

seperti puisi,

nasib,

kadang berakhir muram

dan diliputi kesedihan

meski tanpa air mata.

hanya kata-kata

            atau hanya sebatas

cahaya

            semata.

(Karanganyar, 2022)

(Visited 24 times, 1 visits today)

Join The Discussion