Esai

Pemanasan Global: Apakah Sepenuhnya Kita Peduli?

Selama beberapa tahun terakhir, pemanasan global menjadi topik yang cukup sering diperbincangkan. Bahkan, banyak sekali kita menjumpai fenomena alam yang terjadi di sekitar kita, contohnya saja kemarau panjang dan musim pancaroba. Mari coba kita refleksikan, apakah yang kita lakukan salah? Bagaimana fenomena-fenomena tersebut terjadi secara berkesinambungan?

Jika kita melihat secara geologis, ada sesuatu yang harus diperhatikan, yaitu tentang kenaikan permukaan air laut. Seperti yang kita ketahui 3/5 dari bumi adalah air. Jika pemanasan global tidak dapat dikendalikan ataupun dicegah, maka dapat menyebabkan efek yang sangat parah. Sebagaimana kita tahu, bahwa air tersebut jika tidak dikendalikan maka akan menyebabkan banjir  dan itu akan menjadi hal buruk dalam kehidupan manusia.

Akan tetapi, mengapa permukaan air laut naik? Permukaan air laut naik disebabkan oleh suhu bumi meningkat, dan gunung es di bagian utara dan Antartika mencair. Akibatnya, permukaan air laut naik selama periode waktu tertentu. Karena letak geografisnya, beberapa orang yang hidup di negara yang tidak memiliki keterikatan langsung dengan laut tidak khawatir akan itu. Akan tetapi, kita tidak boleh begitu saja. Kita harus tetap waspada karena fenomena alam tidak bisa ditebak dan dapat muncul sewaktu-waktu.

Selain peningkatan suhu bumi, pemanasan global juga berdampak pada efek rumah kaca. Mengapa? Karena di negara-negara tertentu, yang suhunya tidak cukup tinggi untuk menghasilkan tanaman, mereka menggunakan rumah kaca yang besar. Di mana, saat sinar matahari datang, kaca akan menyerap panas tersebut dan akan memantulkan ke tanaman yang ada.  Dengan kata lain, panas matahari terperangkap oleh atmosfer bumi. Gas-gas di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2) dapat menahan panas matahari sehingga panas matahari terperangkap di dalam atmosfer bumi. Hal tersebutlah yang menjadi penyebab dari efek rumah kaca.

Dengan penyebab yang sama, yaitu dengan meningkatnya jumlah karbon dioksida yang terjebak panas di dalam bumi,  mencairnya es pun dapat dikatakan sebagai akibat dari naiknya permukaan air laut. Tidak hanya itu saja, karena pemanasan global, kita juga mengalami gelombang panas yang ekstrem di berbagai kota misalnya di Delhi, India, yang suhunya mencapai 49 derajat Celcius. Perubahan suhu ini sangat ekstrem jika dibandingkan dengan 10 tahun terakhir ini.

Dalam dunia pemanasan global, ada istilah yang disebut ‘Avalanche breakdown’. Istilah ini terjadi di mana ada kenaikan listrik secara tiba-tiba melalui konduktor. Bahkan baru-baru ini, banyak sekali fenomena alam yang terjadi secara tiba-tiba dan kita sepatutnya harus berwaspada akan hal itu. 

Apakah hanya angan-angan bahwa kehidupan kita bisa musnah karena bencana alam? Sama sekali tidak. Sebaliknya, ada banyak contoh, di mana banyak kehidupan kita yang hancur karena bencana.

Meskipun lautan digadang-gadang dapat menekan jumlah kandungan gas-gas berbahaya di atmosfer bumi, hal ini ternyata memberikan dampak negatif terhadap keberadaan terumbu karang yang ada di lautan. Proses penyerapan yang dilakukan oleh lautan membuat level keasaman air laut menjadi meningkat. Meningkatnya level keasaman ini dapat merusak warna-warna alami yang dimiliki oleh terumbu karang dan mengancam eksistensi mereka di lautan.

Selain itu, meningkatnya temperatur global dapat membuat tingkat pencairan es di kutub semakin cepat terjadi. Hal ini menjadi sebab naiknya rata-rata permukaan air laut menjadi 3.6 mm/tahun pada 2005-2015 lalu. Naiknya permukaan air laut dapat mengancam keberadaan dataran-dataran tempat tinggal manusia yang berdekatan langsung dengan lautan. Dataran-dataran ini bisa tenggelam dan jika dibiarkan secara secara terus-menerus, maka akan mengakibatkan terjadinya massive displacement of populations.

Perubahan iklim saat ini dapat memengaruhi masa depan bumi kita karena ia juga dapat memusnahkan beberapa spesies makhluk hidup yang tinggal di planet ini. Bentuk kepedulian yang bisa kita berikan untuk mengurangi efek negatif dari adanya perubahan iklim global dapat dilakukan dengan cara membatasi penggunaan bahan bakar fosil pada aktivitas industri serta mengubah pola makan dan hidup kita agar lebih bersahabat terhadap keberlangsungan hidup bumi di masa depan.

Editor: Nila Prihartanti

(Visited 32 times, 1 visits today)

Join The Discussion