dunia kampus

Apakah Belajar Hanya Sekadar Untuk Tahu?

Gambar: Apakah Belajar Hanya Sekadar Untuk Tahu?

Narasi Budaya – Melihat lebih jauh realitanya, sekolah pada umumnya hanya fokus dalam satu atau dua tujuan pendidikan. Cara pihak sekolah menerapkan tujuan pendidikan akan berpengaruh pada proses belajar mengajar yang ada di sekolah nanti.

Bagi kebanyakan sekolah tujuan pendidikan hanya sampai learning to know. Sekolah hanya menitikberatkan siswa untuk mengetahui sebanyak–banyaknya, tanpa harus tahu kegunaan ilmu yang mereka pelajari. Untuk itulah para murid hanya dituntut untuk memiliki daya ingat yang kuat dalam pelajaran.

Hal itulah yang juga saya rasakan, hingga terbersit pertanyaan di dalam otak saya. Untuk apa para murid perlu banyak tahu tentang banyak hal? Misalnya saja, saat ujian sekolah murid diwajibkan untuk menghafal untuk bisa menjawab ujian akhir. Jika murid tidak menghafal sebelumnya, maka dirinya akan kesulitan menjawab ujian akhir tersebut.

Disisi lain, ada sekolah yang benar-benar ingin menumbuhkan rasa cinta terhadap pengetahuan. Murid diajak untuk benar-benar mengetahui apa yang mereka pelajari. Misalnya, saat belajar tentang komputer, murid tidak hanya diminta membaca buku pelajaran tentang komputer. Namun, murid diberikan pembelajaran praktik secara langsung dengan komputer serta didampingi guru TIK.

Padahal, salah satu hal yang penting untuk ditanamkan kepada murid di sekolah adalah pembelajaran keterampilan. Banyak variasi keterampilan yang bisa diberikan dan dikembangkan seperti keterampilan berdagang, berbahasa inggris, keterampilan menggunakan Microsoft ataupun program magang yang dilakukan untuk memberi pengalaman. Sementara pengembangan keterampilan secara non akademik seperti kepemimpinan, bersosialisasi, public speaking dan lain sebagainya.

Selain dibekali dengan keterampilan, murid juga diajarkan akan pentingnya berinteraksi sosial. Beberapa sekolah juga telah memahami tujuan pendidikan adalah belajar berinteraksi bersama (termasuk dengan orang yang memiliki pandangan berbeda). Karena sekolah semacam ini akan membuka ruang bagi murid untuk bersosialisasi dengan masyarakat siapapun itu.

Adapun berikut ini beberapa cara agar murid dapat bersosialisasi dengan masyarakat secara baik:

1.     Membiasakan murid untuk berkontribusi pada masyarakat

Murid harus dipersiapkan dengan kompetensi untuk memanfaatkan kesempatan yang ada guna mengembangkan profesi mereka, sehingga bermanfaat untuk diri, keluarga, masyarakat bangsa dan negaranya. Untuk itu, mereka harus dilatih dalam proses pendidikan, sehingga bisa diterima oleh orang lain, mampu menerima kenyataan yang ada, memiliki kemampuan adaptasi, dan terbiasa untuk berkontribusi pada orang lain, kelompok maupun organisasi.

2.       Diskusi kelompok

Tips selanjutnya adalah dengan mengarahkan murid untuk melakukan diskusi atau kerja kelompok jika diberi tugas. Ataupun jikalau ada masalah murid diajarkan untuk berusaha mencari solusi/jalan keluar sesuai pemikiran mereka sendiri.

3.      Mengikuti perlombaan

Interaksi tidak melulu tentang interaksi dua arah namun bisa juga interaksi satu arah. Salah satu jenis interaksi satu arah misalnya dalam kegiatan perlombaan. Dengan rutin mengikuti perlombaan, murid akan menjadi tidak canggung dan dapat melebur dalam keramaian.

4.     Berlibur atau study tour

Selanjutnya tips yang bisa coba untuk melatih murid bersosialisasi adalah dengan mengajak murid berlibur. Dengan berlibur murid bisa menikmati keindahan destinasi wisata yang dikunjungi serta belajar bersosialisasi di tempat yang ramai.

Selanjutnya sekolah haruslah dapat menjadi tempat learning to be. Iniberarti sekolah dapat menjadi tempat belajar menjadi manusia supaya senantiasa berusaha agar lebih bermartabat, lebih kritis, lebih toleran, dan menjadi lebih baik dalam berbagai aspek. Sekolah yang sadar pentingnya tujuan Pendidikan untuk ‘belajar menjadi’ akan menjadikan sebuah refleksi bagian dari keseharian di sekolah.

Lebih lanjut, sekolah yang menyadari bahwa tujuan pendidikan adalah ‘belajar menjadi’ akan membuat murid lebih menghargai proses. Semua pengalaman pembelajaran yang pahit, ataupun yang menyenangkan bagi murid akan bisa direfleksikan dan menjadikan suatu pembelajaran berharga bagi murid kedepannya.

Editor: Lina Khoirun Nisa

(Visited 15 times, 1 visits today)

Join The Discussion