Uncategorized

Mengasingkan Diri Sejenak Dari Hiruk-Pikuk Kota Solo

Hiruk-pikuk suasana perkotaan memberikan kesan betapa padatnya aktivitas manusia. Pagi sampai malam terdengar suara gemuruh berbagai aktivitas manusia, seperti halnya laju kendaraan yang berlalu lalang setiap saat. Hal tersebut menyebabkan kemacetan hingga polusi udara yang menjadikan udara di perkotaan jadi sangat miskin akan oksigen. Selain itu, sedikitnya lahan kosong di perkotaan yang disebabkan karena digunakan untuk membangun sebuah gedung dan perumahan menambah kesan betapa sempitnya perkotaan. Tidak perlu heran lagi jika warga perkotaan pergi ke desa untuk menjernihkan pikiran.

Menurut saya, pedesaan merupakan tempat ternyaman untuk menjernihkan pikiran ketimbang berkunjung ke tempat lain. Mengapa demikian? Karena suasana di pedesaan sangat sejuk dan bagus untuk kesehatan sebab masih banyak pepohonan yang besar menjadikan udara tetap bersih kaya akan oksigen. Selain itu, di pedesaan juga tidak terlalu banyak kendaraan yang berlalu lalang sehingga membuat suasana disana menjadi sedikit tenang dan cocok untuk menjernihkan pikiran.

Begitu pun dengan apa yang saya lakukan sebelum menjelang UTS. Saya bersama adik saya pulang ke desa. Letak desa saya beralamatkan di Desa Sambirejo, Pracimantoro, Wonogiri. Sejauh ini menurut saya desa merupakan tempat yang sangat cocok untuk menjernihkan pikiran apalagi sebelum bertempur dalam menghadapi UTS atau tugas yang diberikan oleh dosen.

Pedesaan juga memiliki perbedaan yang cukup spesifik dengan perkotaan. Salah satunya desa saya, Desa Sambirejo, dengan Kota Solo. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari segi gaya hidup. Gaya hidup masyarakat di Desa Sambirejo kebanyakan bermata pencaharian sebagai petani. Mereka pergi dari pagi, pulang siang, setelah itu mereka beristirahat. Lalu, pada sore hari mereka balik untuk beraktivitas bekerja dengan bercocok tanam. Banyak warga disana memilih untuk berjalan kaki ke sawah walaupun jauh.

Hubungan di pedesaan juga sangat kental dan kuat. Mereka membangun kekeluargaan dengan mengedepankan gotong royong di berbagai kegiatan. Sebagai contoh ketika salah satu warga kelelahan dalam mengerjakan pekerjaan di sawah seperti halnya menanam jagung, maka tetangga yang lain pasti akan membantunya.

Selain itu, gaya hidup orang pedesaan sangat amat sederhana. Kebanyakan mereka tidak merasakan kekurangan namun juga tidak berlebihan. Gaya hidup tersebut dikarenakan tidak banyaknya hal-hal yang bisa mempengaruhi gaya hidup masyarakat di desa. Selain karena sulit dijangkau atau akses terbatas, ada sebagian masyarakat desa yang sulit menerima perubahan tersebut.

Berbeda dengan kehidupan di kota, kebanyakan mata pencaharian perkotaan sepeti di Kota Solo bermata pencaharian sebagai pekerja atau karyawan. Mereka pergi pagi, pulang sore, bahkan sampai malam dan kebanyakan warga kota menggunakan kendaraan pribadi untuk bekerja walaupun itu berjarak dekat. Hal tersebut menyebabkan kemacetan. Hubungan di perkotaan kebanyakan lebih bersifat individual. Kemudian, gaya hidup orang perkotaan kebanyakan konsumtif dikarenakan banyaknya pusat perbelanjaan di kota.

Berlibur di desa memberikan dampak positif bagi saya. Hal ini dibuktikan ketika saya berlibur ke Desa Sambirejo. Saya merasakan ketenangan dan kenyamanan karena jauh dari suara kegaduhan kendaraan yang berlalu lalang. Hidup di pedesaan juga membentuk karakter saya untuk saling tolong-menolong dengan sesama dan membentuk kemandirian.

Selain itu, saat di desa saya sangat jarang sekali memainkan handphone karena keterbatasan sinyal, tetapi dibalik itu semua saya juga merasakan rasa senang karena bisa menghabiskan waktu dengan keluarga terdekat. Salah satunya bisa ikut ke sawah dengan kakek nenek. Ada hal yang membuat saya senang, yaitu terdapat hewan peliharaan seperti halnya sapi dan kambing. Sangat menyenangkan ketika memberinya makan.

Selain memberikan dampak positif, hidup di pedesaan juga memberikan dampak negatif, seperti halnya akses sinyal sangat sulit. Hal tersebut mebuat saya harus mencari tempat yang tinggi terlebih dahulu agar mendapatkan sinyal ketika saya hendak mengirimkan tugas. Selain itu, saya sangat sulit ketika sedang membutuhkan sesuatu barang seperti halnya buku. Karena toko di pedesaan sangat minim menjual barang-barang seperti itu dan saya harus keluar untuk mencarinya bahkan sampai pergi ke pasar. Penerangan jalan di desa saya juga sangat kurang memadaik karena hanya terdapat beberapa lampu yang menyala sepanjang jalan. Hal tersebut membuat warga kota seperti halnya saya takut untuk keluar malam.

Desa Sambirejo merupakan salah satu desa yang cocok untuk dijadikan tempat untuk menjernihkan dan menenangkan pikiran. Mengapa demikian? Karena desa Sambirejo mempunyai kelebihan, salah satunya ketika kita ingin menjauh dari dunia sosial media. Desa Sambirejo sangat cocok karena adanya keterbatasan sinyal dan kita dapat menjernihkan pikiran dengan cara bersenang-senang dengan hal lain contohnya dengan kita pergi ke sawah melihat dan membantu orang yang bercocok tanam atau menghirup udara segar.

Desa Sambirejo juga sangat cocok untuk kita yang hendak mencari ketenangan dan kenyamanan karena di sana jauh dari suara kegaduhan kendaraan yang berlalu lalang. Desa Sambirejo juga memiliki kekurangan. Salah satunya ketika kita hendak membutuhkan barang, kita harus pergi keluar untuk mencarinya karena keterbatasan dan minimnya menjual barang-barang. Selain itu, penerangan dis ana juga kurang memadahi  sehingga saat malam tiba terlihat sangat petang. Saya berharap semoga akses di pedesaan, salah satunya di Desa Sambirejo diperluas lagi.

Editor: Rosantika Utami

(Visited 43 times, 1 visits today)

Join The Discussion